Pendidikan adalah dunia nyata yang harus kita selami bersama....nikmatilah dunia pendidikan yang sekarang kamu geluti.

Selasa, 27 Mei 2008

Struktur Feature

  1. STRUKTUR FEATURE

  1. Judul

Judul tidak sama dan tidak harus mengikuti aturan pembuatan headlines. Judul yang cocok dan memikat tidak harus berupa ringkasan, yang penting harus menarik dan menggugah minat. Judul suatu feature juga merupakan bagian subjektifitas dari penulis sehingga sifatnya sangat orisinal dalam gaya dan penyusunan kata-katanya. Judul tidak harus berupa kalimat lengkap (subjek, predikat, dan objek), tak perlu tegas menyiratkan maksud utama penulis atau tegas menyamarkan makna (mengandung arti ganda).

Untuk membuat judul yang cocok dan memikat, kata-kata disusun sedemikian rupa, melibatkan wawasan, emosi dan kecerdikan penulis untuk menarik perhatian pembaca. Aspek ritme, humor, dan kreativitas.

Dalam feature, judul tidak perlu berupa ringkasan. Faktor subjektivitas penulisan mendorong judul feature harus memiliki sifat orisinal dalam memilih gaya dan menyusun kata-kata. Di samping itu, judul feature harus ditulis berkaitan dengan lead, tidak mesti ditulis dalam kelengkapan kalimat subjek-predikat-objek. Menurut Santana K. (2005: 95-117) ada berbagai jenis judul yang biasa digunakan oleh wartawan. Judul-judul tersebut ditampilkan seperti berikut.

    1. Judul dari titikpandang isi

Judul ini meletakkan sudut pandang dari materi tulisan sebagai daya pengungkap dan penjelas. Sekaligus penerik awal kepada pembaca akan tulisan yang akan dibacanya. Kandungan judul merefleksikan materi tulisan. Tiap katanya memberi tentang apa yang terdapat di dalam keseluruhan tulisan sehingga pembaca bisa memutuskan akan membacanya atau tidak. Misalnya, Dua Kali Pemilu dalam Satu Periode Pelita, Seekor Kuda Selamatkan Sekolah, dan lain-lain.

    1. Judul how-to

Wartawan hendak menerangkan isi atau maksud tulisan yang disusun dalam keringkasan judul yang spesifik. Misalnya, Bagaimana Cara Tetap Langsing Setelah Kehilangan Berat, Bagaimana Menjalankan Bisnis Waralaba, dan sebagainya.

    1. Judul-judul 5W + 1H

      1. Who

Merujuk pada nama orang-orang yang menjadi topik tulisan. Selebritis, politikus, adalah mereka yang kerap ditampilkan. Misal: Ian Antono Lebih Suka Sedan.

      1. What

Judul yang menunjukkan sejumlah fakta luar biasa dari materi tulisan. Misal: Dana Pendidikan pun Dinikmati Koruptor.

      1. Where

Mendiskripsikan sebuah tempat yang menjadi salah satu fokus materi tulisan. Misal: Di Bali, PDIP marah.


      1. When

Bertautan dengan fakta-fakta ”waktu” (sejarah) yang hendak ditonjolkan. Misal: Estee Lauder Wafat di Usia Ke-97.

      1. Why

Biasanya bersifat argumentatif, mengapungkan sebuah usulan gagasan. Misal: Isu Agama Kerap Dijadikan Alat Kepentingan Kekuasaan.

      1. How

Lebih merupakan judul untuk tulisan-tulisan kependidikan, contoh: Cara Mengajar Musik Klasik.

    1. Judul superlatif

Teknik memakai judul-judul yang mengilustrasikan keluar-biasaan atau kehebatan dari materi. Contoh: Manusia Tercepat Di Dunia, Bertemu dengan Manusia Paling Jenius.

    1. Judul bertanya

Penggunaan tanda tanya dalam judul yang biasanya menyentak, menggugah. Atau, mengingatkan masyarakat pada peristiwa tertentu, baik yang tengah aktual ataupun sudah lampau. Contoh: Pakai Kacamata Jadi Norak?

    1. Judul dari titikpandang bentuk

Judul ini sering dianggap sebagai bentukan utama dari judul tulisan jurnalisme. Umumnya, menggunakan tema-tema ”obrolan” yang banyak dibicarakan orang. Seperti, Lidah Buaya: dari Sampo sampai Tukang Tipu. Ada juga judul yang dibentuk dari dua kalimat yang disambungkan dengan ”dan” atau ” atau”. Misal: Memandang Artis Porno Atau Mengukur Paha-Dada Wanita.

  1. Pembuka (Lead)

Pembuka atau lead merupakan bagian penting dalam penulisan feature. Kreativitas banyak digali untuk membuat lead yang menarik dan dapat menggiring pembaca untuk melahap keseluruhan tulisan. Sebuah lead bisa terdiri dari hanya satu paragraf, bisa pula tersusun atas beberapa paragraf.

Lead dalam struktur feature digunakan sebagai alat pemancing minat dan atensi pembaca. Setiap jurnalis mesti memiliki kesadaran tinggi akan perlunya lead. Mereka harus menghindari pembuatan lead yang tak bermutu. Lead dituju untuk: (1) menarik pembaca untuk mengikuti materi tulisan; (2) merupakan cara untuk melancarkan pemcaparan kisah.

Untuk dua tujuan itu lead dikembangkan menjadi berbagai jenis yang siap dipilih penulis demi efek-efek tertentu yang diinginkan. Ada lead yang sengaja dipilih untuk menyentakan pembaca. Ada yang digunakan untuk menggunakan untuk mengajak imajinasi pembaca jalan-jalan ke tempat-tempat yang jauh. Ada juga yang dipilih sekedar untuk meringks isi keseluruhan tulisan.

Ringkasnya pembuatan lead memberi keleluasaan kepada penulis dan tidak mengukung penulis dengan kaidah-kaidah yang membekukan kreativitas. Gaya naratif dalam penulisan, membantu penulis untuk tidak menyudutkan pembaca dengan suguhan materi-materi yang berat dan membuat jenuh. Setelah menyajikan cerita yang menarik diawal tulisan, penulis meringankan diskusi yang sebenarnya berat karena telah berhasil menarik minat pembaca dengan bagian awal tulisannya.


  1. Tubuh (Body)

Kerja kreatif penulisan menyumbangkan proses pembentukan gairah yang subjektif bagi pengembangan materi tulisan. hasil dari kerja keras tersebut ialah pencapaian gaya yang orisinal dan pemuatan garis pikiran tertentu. Tema bahasan melebur dalam pembauran bentuk dan gaya jenis dan tehnik penulisan yang khas pada setiap penulis. Proses penulisan memerlukan kerja keras membolak-balik tumpukkan bahan penulisan. Beberapa penulis rela berkutat dalam pekerjaan yang merujuk pada ketekunan membongkar-bongkar bahan. Ada juga penulis yang membolak-balik menengok catatan dan mengetik isi catatan itu. Menulis dan mengecek informasi dilakukan secara bersamaan.

Seperti jenis tulisan lainnya, feature juga memiliki tekhnik pengembangan tubuh dengan tekhnik pengembangan isi dengan karakteristik tertentu. Dalam penyusunan paragraf/alinea, ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan: kesatuan (unity), hubungan (coherence), dan penekanan (emphasis). Ketiganya menekankan pada hasil tulisan yang dapat langsung diterima pembaca karena kelancaran pengisahan bagian-bagiannya. Ketiga pokok perhatian itu merujuk pada kepiawaian penulis dalam menyusun tema pokok atau ide utama, memilih bahan-bahan penting dan mengemasnya sedemikian rupa, menciptakan jembatan yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lain secara .lancar, enak dibaca dan tidak kaku.


  1. Penutup (Conclusion)

Penulis memiliki perang penting. Penulis mengunci tulisan dengan conclusion atau ending yang menimbulkan kesan mendalam dan kuat dibenak pembaca, serta menumbuhkan hasrat pembaca untuk terus memakai gagasan-gagasan yang diterimanya dari penulis.

Teknik penulisan feature memerlukan ending karena dua hal, yaitu:

  1. Feature tidak tergantung pada deadline, sedangkan kerangkanya menentang pola piramida terbalik. Redaktur tidak bisa mengubah feature dengan begitu saja memotong bagian-bagian tulisan, dia harus cermat menghitung dampak peringkasan yang dilakukan agar tidak sampai mengganggu isi dan gaya keseluruhan tulisan.

  2. Prinsip dasar penulisan feature ialah bercerita. Setiap kata dipilih dan disusun sedemikian rupa agar bisa mengomunikasikan materi laporan seefisien mungkin. Agar tujuan itu tercapai, ending harus berkaitan dengan lead dan body tulisan. Ending bukan hanya berfungsi untuk mengakhiri tulisan, tetapi yang lebih penting untuk membuat pembaca terkesan oleh pokok pemikiran penulis.

Pada dasarnya, semua pengembangan ending selalu merujuk keberbagai jenis penutup. Penulis tetap mengikuti aturan main bahwa penutup harus disusun untuk membuat pembaca tahu bahwa mereka sudah sampai diakhir tulisan. untuk membuat penutup menarik, penulis harus ingat bahwa tulisannya tidak sama dengan gaya tulisan jurnalisme lama.

Menurut Fox Mott (dalam Asraatmaja, 2002:221) ada 3 bentuk penutup feature, yaitu:

  1. Ringkasan fakta-fakta penting dari keseluruhan feature.

  2. Merupakan klimaks dalam keseluruhan fakta-berita (penulis bisa berhenti bila merasa akhir cerita sudah jelas dan tak perlu menambah lpost klimaks).

  3. Merupakan potongan balik atau kilas balik yang dengan kata-kata berbeda mengulang hal-hal penting dan mengingatkan pembaca sekaligus mengakhiri tulisan.

Jenis penutup yang dipilih harus membuat pembaca terkesan akan pencitraan imaji tertentu. Penulis kerap sengaja mengubah beberapa ketentuan jurnalistik lama. Unsur yang menyusun struktur feature dibangun dengan kaidah sastra. Tak kalah pentingnya adalah faktor yang tidak hanya berfungsi sebagai aksesorisyang dapat membuat tulisan menarik tetapi juga memperlancar pengisahan,yaitu keterampilan membuat deskripsi (penggambaran subjek tulisan) dan anekdot (penggalan cerita yang mengesankan dan berkaitan dengan subjek cerita).


Tidak ada komentar: