LAHIRNYA FEATURE DALAM MEDIA MASSA
Ketika jurnalisme memakai pendekatan sastra, teknik penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami.
Awal mula lahirnya feature dalam suatu harian diperkenalkan oleh Thomas Wolfe. Keinginannya untuk menulis dengan cara yang berbeda yang gagasanya dilatarbelakangi oleh dunia wartawan Amerika tahun 1928-an.
Latar belakang penulian feature lainnya ialah pimpinan seorang mahasiswa jurnalistik yang mempunyai keinginan untuk menulis novel. Pada saat itu Wolfe yang menjadi mahasiswa jurnalistik telah lulus tingkat doctoral (1957) dan mulai bekerja di New York Herald Tribune (1962). Realitas dunia industri AS pada saat itu tidak menjanjikan penyelesaian bagi persoalan-persoalan di masyarakat. Wolfe sebagai inspirator jurnalisme sastra merasa frustasi dengan gaya penulisan lama yang tidak mengakomodasi kemampuannya untuk mempertunjukkan kembali (recreate) atmosfer fakta – liputan.
Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan.
Melvin Mencher , 1997 (oleh Ellen Wilson dalam The Purpose Decades: A Reader, 1982) menyebut bentuk penulisan jurnalistik yang memakai gaya fiksi lanjutan dari gaya nonfiksi tahun 1950-an sebagai antisenden bagi kerja jurnalistik. Bentuk tulisannya dinilai memperkenalkan cara penulisan baru.
Penulisan feature menurut Williamson dalam Kurnia (2005:5) nilai berita dalam feature tersebut berita peristiwanya mesti dikreasikan kembali secara subjektif agar enak dibaca dan perlu informasinya tanpa meniadakan akurasi dan verifikasi fakta.
Jadi kemunculan feature dalam suatu harian tidak lepas dari sebuah gaya penulisan yang subyektif. Lebih lanjut disebutkan oleh Kurnia penulis yang amat baik erat dengan idealisme tertentu. Ia mendedikasikan tulisannya untuk melayani pembaca yang memercayainya bahwa ia akan memberikan informasi yang akurat dan lengkap, sembari tetap menghargai pendapat orang lain yang berlainan. Para wartawan penulisan feature mendedikasikan tulisannya dalam bentuk representasi subyektif dari penulisannya.
Dari eksperimentasi sastra kemudian telah dikembangkan penulisan feature menjadi dua klasifikasi, yaitu teknik penulisan berita (news feature) dan teknik penulisan artikel (article feature). Pada saat ini yang dibutuhkan oleh massa adalah gaya penulian fleksibel yang tidak biasa agar bisa menampung segala hal yang dihilangkan dalam straightnews/ pelaporan jurnalistik yang merupakan karnaval pelbagai pikiran dan emosi orang-orang yang pada saat itu diamati.
Dalam jurnalisme sastra telah disebutkan bahwa feature adalah kategori lain penulian koran yang pada saat itu mengedepankan model hard news. Pada tahun 1960-an, kelainan itu mulai didiskusikan kalangan akademisi yang berupaya membakukan tata nilai dalam dunia jurnalisme.
Prof. Georde. A. High (Michigan State University) dalam buku News Writing (1975) telah menyebutkan bahwa feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan pelbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi bagian dari sebuah kejadian atau bagian dari sesuatu yang terjadi.
1 komentar:
stainless steel razor blade - Titanium Art
Stainless steel iron titanium token razor blade. In this clip, titanium auto sales you can infiniti pro rainbow titanium flat iron easily titanium watches remove any titanium hair straightener type of metal from the razor blade. It is very compact when used.
Posting Komentar